Seorang pasien sedang menjalani terapi untuk menghilangkan batu ginjal. [Foto: Istimewa]

BATU ginjal merupakan penyakit yang menyerang organ ginjal dan saluran kemih, umumnya terjadi pada pria berumur 20-40 tahun. Penyakit ini menghambat fungsi ginjal dalam mengeluarkan sampah metabolisme dan penyerapan kembali bahan-bahan yang masih dibutuhkan tubuh. Minum sebanyak mungkin, meskipun tidak haus, direkomendasikan dapat mencegah dan menghilangkan batu ginjal.

Namun, tidak seluruh batu ginjal dapat lenyap hanya dengan terapi air pu- tih. Ada beberapa kasus yang mengharuskan dokter mengambil tindakan medis untuk mengangkat batu ginjal pada pasien.

Tindakan medis untuk pengambilan batu ginjal yang umum adalah dengan teknik invasif (operasi/ pembedahan) dan non-invasif (nonoperasi/non pembedahan).

Teknik invasif terbagi dalam dua teknik. Pertama, dokter melakukan tindakan percutaneus nephrolithotripsy (PCNL), yaitu teknik pembuangan batu ginjal melalui pembuatan lubang kecil di pinggang. Kedua, dokter melakukan operasi terbuka dengan cara operasi besar pada pasien batu ginjal. Kedua teknik ini mengharuskan pembiusan dan perawatan inap pada pasien.

Pada teknik noninvasif, dokter memberikan resep obat untuk mengurangi rasa nyeri dan pemakaian teknik Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL). Beberapa obat batu ginjal memang memberikan tingkat kesembuhan yang baik. Namun, tidak seluruh pasien batu ginjal dapat sembuh hanya dengan minum obat.

Gelombang Kejut

Teknik ESWL bisa menjadi alternatif terapi bagi pasien batu ginjal dengan beberapa keuntungan tambahan. Hal ini sudah diterapkan di Siloam Hospitals West Jakarta. Terapi ini menggunakan peralatan medis untuk memecahkan batu ginjal di ginjal dan saluran kemih ini dijalankan tanpa operasi.

Alat ini menggunakan gelombang kejut untuk menghancurkan batu ginjal berukuran 5-20 mm. Pada beberapa kasus, proses pengeluaran batu melalui air seni seringkali membuat pasien nyeri. “Untuk itu, dokter akan memberikan obat penahan nyeri,” papar dr Robertus Bebet Prastyo SpBU, dokter ahli bedah urologi di Siloam Hospitals West Jakarta.

Bagaimana batu pada ginjal dan saluran kemih dapat terbentuk, menurut dia, adalah sebagai proses kristalisasi zat-zat. Proses kristalisasi ini berjalan seiring dengan perubahan keasaman (pH) dalam urine. Peningkatan keasaman urine biasanya mempermudah pembentukan asam urat. Sebaliknya, lanjut dia, bila terlalu basa dapat menimbulkan batu struvite.

Menurut Prastyo, substansi batu ginjal bermacam-macam. Sedikitnya ada empat jenis batu ginjal, yaitu kalsium oksalat (70 persen-75 persen, struvite (20 persen), asam urat (5 persen), dan sistin (1 persen).

Penyebab utama batu kalsium oksalat dan asam urat adalah makanan dan minuman yang banyak mengandung kalsium, oksalat, dan purin. Penyebab batu struvite, karena infeksi ginjal, sedangkan penyebab batu sistin adalah gangguan metabolisme dan kelainan lain yang terkait dengan genetis.

Dalam beberapa kasus, jelas Prastyo, batu ginjal tidak selalu memberikan keluhan medis saat buang air kecil, terutama saat stadium awal. Dia memberikan beberapa tips untuk menghindari batu ginjal, seperti minum air putih sedikitnya dua liter atau 10 gelas setiap hari. Langkah lain adalah diet sesuai kebutuhan.

Bagi yang sudah mengalami batu ginjal, minumlah obat yang diresepkan dokter secara teratur dan tepat dosis. Lakukan konsultasi dengan dokter ahli untuk mendapatkan diagnosis dan tindakan medis yang tepat. [PR/M-15]