sp/luther ulag

Atlit seperti pebulutangkis Maria Kristin Yuliantini sering mengalami cedera lutut. Masalah lutut jangan diabaikan, saat ini operasi lutut dengan sistem navigasi dapat membantu menghilangkan rasas nyeri dan menggembalikan fungsi sendi yang rusak kembali seperti semula.

Rasa nyeri pada lutut pasti sangat menyiksa bagi penderitanya, apalagi kalau sakitnya sampai berkepanjangan. Selain menderita secara fisik, aktivitas sehari-hari pun menjadi terganggu.

Rasa nyeri pada sendi lutut, biasanya disebabkan oleh beberapa hal, yakni osteoartritis (pengapuran), rheumatoid arthritis dan kelainan degeneratif (penuaan). Pada umumnya kasus nyeri sendi lutut ini lebih banyak pada wanita karena faktor hormonal, dan penderitanya berusia 60 tahun ke atas.

Penggantian sendi lutut akan sangat membantu pada orang-orang dengan keluhan, antara lain, nyeri yang membuat aktivitas sehari-hari menjadi terbatas. Jika, pada istirahat pun tetap terasa nyeri dan sudah mencoba berbagai metode pengobatan akan tetapi tidak berhasil.

Lutut berubah menjadi bengkok dan permukaan melebar yang menimbulkan tonjolan tulang atau menjadi leter “O” dan “X” serta yang berusia di atas 55 tahun dan secara umum kondisi kesehatannya baik. Tidak terdapat gangguan aliran darah, diabetes dan infeksi yang mungkin dapat menimbulkan komplikasi setelah dilakukannya operasi.

Menurut spesialis bedah tulang Rumah Sakit Global Medika, Tangerang, Banten, Risal Pohan, operasi penggantian sendi lutut, atau yang dikenal dengan nama “Total Knee Replacement” dengan menggunakan cara baru, yakni sistem navigasi dengan bantuan computer Assisted Surgery (CAS). Operasi ini membantu menghilangkan rasa nyeri dan mengembalikan fungsi sendi yang sudah mengalami kerusakan ke bentuk normal.

“Jadi komputer memandu proses pemindahan. Lewat komputer, kita bisa memantau cara pemotongan dengan pas tanpa ada pengurangan atau kelebihan, sesuai rekomendasi komputer. Jadi, kalau ada kesalahan dalam proses operasi, sudah ada semacam tanda bahaya dari komputer untuk memperbaiki atau menghentikannya,” ujar Risal seusai melakukan operasi terhadap pasien dengan sistem navigasi yang baru pertama kali dilakukan di RS Global Medika.

Sistem ini sangat membantu ahli bedah dengan penciptaan tampilan gambar (navigasi) di komputer yang menunjukkan komponen-komponen antara tulang dan ligamen dari persendian yang akan atau sedang diganti.

Sistem ini lebih baik daripada operasi secara konvensional atau mata telanjang, sehingga pergantian lutut lebih akurat. Secara kosmetik, cara operasi yang masih tergolong baru di Indonesia ini bermanfaat untuk meminimalkan insisi (sayatan) dan membuat ukuran sayatan lebih akurat, sehingga pasien merasa lebih nyaman. Selain itu, bisa mengurangi rasa sakit, pendarahan lebih sedikit, proses pemulihan lebih cepat dan mengurangi risiko komplikasi pada pasien.

Operasi dengan menggunakan sistem ini masih jarang dilakukan di Indonesia, mengingat dokter yang memiliki keahlian khusus menggunakan alat ini masih terbatas. Di samping itu, karena alatnya yang relatif mahal, sehingga banyak pasien memilih melakukan operasi di negara lain, seperti Singapura, Australia, dan Amerika. Terhitung jumlah pasien yang berobat ke Singapura 20 persennya adalah orang Indonesia.

“Karena di negara kita, alat kesehatan saja kena pajak. Banyak kasus nyeri lutut terjadi di masyarakat, tapi banyak juga yang tidak menempuh operasi karena biayanya tidak terjangkau,” tuturnya.

Rekomendasi

Lebih dari 95 persen orang-orang yang menjalani penggantian sendi lutut tidak lagi merasakan nyeri, mobilitas yang membaik, dan secara keseluruhan kualitas hidup menjadi lebih baik. Penggantian sendi tidak saja dilakukan pada lutut, tapi bisa juga pada panggul, siku, pergelangan tangan, serta sendi jari dan kaki.

Pada waktu penggantian sendi lutut, maka tulang dan tulang rawan yang sudah rusak akan diambil dan digantikan dengan sendi buatan atau disebut prosthesis yang terbuat dari metal alloy, yakni plastik yang sangat kuat dan polimer.

“Alat ini bertahan 20-25 tahun, maka itu hanya di lakukan pada orang yang usianya di atas 55 tahun, tidak untuk usia muda,” katanya.

Operasi dilakukan oleh dokter spesialis orthopedic dan traumatologi. Sebelum prosedur operasi dilakukan biasanya akan menanyakan riwayat medis dan melakukan pemeriksaan terhadap lutut. Pemakaian alat pun disesuaikan dengan keluhan pasien.

Di samping itu, juga akan dilakukan pemeriksaan penunjang X-ray untuk melihat seberapa parah kerusakan sendi yang sudah terjadi.

Sebelum operasi dilakukan, biasanya akan dilakukan pemeriksaan lengkap seperti tes darah, elektrokardiografi/ EKG, bila perlu Echo- cardiografi.

Operasi dilakukan dengan sayatan yang panjangnya, antara 1-12 cm pada lutut sehingga sendi dapat dibuka dan tulang atau tulang rawan yang rusak dapat diambil. Selanjutnya, dokter akan melakukan pengukuran sehingga prosthesis dapat dipasang dengan baik. Sebelum luka ditutup kembali, biasanya dilakukan tes untuk menilai, apakah sendi yang baru sudah berfungsi dengan baik.

Selama beberapa minggu setelah operasi, biasanya tetap dibutuhkan alat bantu untuk berjalan seperti crutches atau walker. “Diperlukan paling lama 3 minggu untuk masa pemulihan total,” katanya.

Selama masa pemulihan, buatlah rumah menjadi lebih aman, seperti mengubah kebiasaan sebelumnya yakni dengan tinggal pada lantai dasar, karena naik turun dapat menyulitkan, pasanglah palang pengaman di kamar mandi dan di tangga.

Selain itu, buatlah footstool pada kursi sehingga sewaktu duduk tungkai dapat diluruskan. Gunakan kloset duduk, jangan kloset jongkok, serta jangan memasang karpet pada lantai.

Selama dalam pera- watan, sebaiknya tetap menggerakkan kaki dan angkle, sehingga aliran darah menjadi lancar dan dapat mencegah pembengkakan pada tungkai. Dokter atau fisioterapis akan menunjukkan, bagaimana cara latihan dengan lutut yang baru.

Agar pemulihan dapat berlangsung dengan baik, sebaiknya diikuti instruksi dokter menyangkut diet, perawatan luka, dan latihan. aktivitas fisik, sebaiknya dilakukan terprogram seperti, program berjalan bertahap, pertama-tama latihan jalan di ruangan setelah mobilitas meningkat dilanjutkan dengan latihan jalan di luar ruangan. Hindari aktivitas seperti, joging, main tennis, loncat, serta contact sport.

Perlahan-lahan kembali melakukan aktivitas sehari-hari, seperti naik turun tangga, tetap melakukan latihan penguatan lutut seperti yang diajarkan di rumah sakit, lakukanlah beberapa kali dalam sehari. [DMF/M-15]