Nasrudin berbaring di bawah sebuah pohon murbai pada suatu siang, di musim panas. Rupanya, ia sedang mengincar buah semangka yang tumbuh tak jauh dari tempat itu. Tapi pikirannya sejenak berpindah kepada sesuatu yang lebih tinggi.
“Bagaimana mungkin,” pikirnya, “pohon sebesar ini tapi buahnya kecil seperti itu? Sedang pohon yang menjalar dan mudah patah saja bisa menghasilkan buah yang besar dan segar…”
Ketika Nasuridn asyik dengan lamunannya itu, tiba-tiba sebuah murbai jatuh dan mendarat di kepalanya yang plontos habis dicukur bersih.
“Aku tahu sekarang,” kata Nasrudin. “Ini ‘kan alasannya? Seharusnya aku memikirkan hal itu sebelumnya.”