Dio menemui seorang pekerja seks yang direkomendasikan oleh temannya.

Ketika Dio bertanya tarifnya, si pramusyahwat berkata, “Tarif dengan tangan
Rp. 500.000.”
“Hah mahal amat. Yang bener dong,” kata Dio.
“Kamu tahu nggak Kafe Tajir, yang di ujung jalan ini ?” tanya pramusyahwat.

“Ya, kenapa ?”
“Ada tiga Kafe Tajir di kota ini dan semuanya kepunyaanku, dari hasil
ketrampilan tanganku mengerjakan penny lelaki.”
Tergoda juga Dio untuk mencobanya. Ternyata ia benar-benar ahli dan Dio
merasakan
kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Setelah selesai, Dio bertanya, “Kalau oral seks sejuta ya ?”
“Satu setengah juta,” jawab si pekerja seks.
“Gila ! Oral seks macam apa semahal itu,” kata Dio.
“Sejumlah hotel di kota ini aku beli dengan duit yang aku peroleh dari
pekerjaanku ngoral. Itu karena para pelangganku sangat puas dan selalu
kembali lagi,” kata pramusyahwat.
Dio akhirnya tergoda untuk mencobanya dan merasa sangat puas.

Penasaran, Dio bertanya, “Kalau penetrasi ke veggy, berapa ya ?”
Si pekerja seks mengajak Dio ke jendela dan sambil menunjuk gedung-gedung di
sekitarnya, ia berkata, “Kamu lihat mal-mal dan gedung-gedung perkantoran itu?”

“Semua itu punyamu juga ?” tanya Dio.

“Bisa jadi, kalau saja aku punya veggy ?…”