wiwin

Satai mungkin bukan lagi jenis makanan yang luar biasa, tetapi bagaimana dengan satai asam? Sesuai dengan namanya, satai ini memang memiliki rasa yang asam karena dibakar dengan bumbu yang telah dicampur dengan asam jawa. Berbeda dengan satai kebanyakan, satai asam ini menggunakan berbagai macam rempah dan tidak menggunakan bumbu pendamping seperti bumbu kecap ataupun kacang.

Satai asam dibuat dengan menggunakan bahan dasar daging sapi has dalam yang dimasak dalam racikan bumbu asam, ketumbar, garam, bawang, kunyit, lengkuas, jahe, gilingan kacang mede dan sebagainya. Aroma sedap kacang mede ini akan keluar ketika dibakar, begitu menggugah selera. Selain itu, kacang mede juga memberikan rasa gurih pada satai tersebut.

Rasa segar yang dihasilkan satai asam membuat penikmatnya enggan menyisakan potongan daging di tiap tusuknya. Penggemar masakan yang kaya akan bumbu pasti akan menyukai satai asam ini. Karena menurut pembuatnya, satai asam ini menggunakan bumbu komplet. Karena itu tak heran apabila rasanya sangat kuat.

Satai asam berawal dari resep turun temurun milik keluarga Helmiawati, perempuan berusia 48 tahun yang juga keturunan Betawi ini belajar membuat satai asam dari ayahnya. Di tahun 1940-an, nenek Helmiawati pernah membuka sebuah warung makan di daerah Cikini, Jakarta Pusat. Pada saat itu, warung makannya yang menyediakan beberapa masakan khas Betawi tersebut memiliki banyak pelanggan berkebangsaan Belanda. Sampai saat ini, resep satai asam masih dipertahankan dan seringkali menjadi menu utama pesanan para pelanggan dari usaha katering yang telah dirintis Helmiawati sejak tahun 2000 lalu.

Satai asam tersebut cocok disantap dengan dipadukan dengan kuah kaldu dan nasi panas. Dijamin akan nambah terus nasinya. Apalagi karena potongan dagingnya yang besar-besar itu seperti berjejal di lidi tusuk satai, pas banget untuk lauk. [WWH/N-5]