operasi-mataYang dimaksud dengan penanganan glaukoma bukan supaya penglihatan menjadi normal, tetapi mencegah bertambah buruknya penglihatan pasien. Pengobatan glaukoma tidak seperti pengobatan penyakit lain pada umumnya. Mereka yang lapang pandangnya sudah mengalami penyempitan (lihat gambar 3), usaha yang dilakukan hanyalah mempertahankan lapangan pandang tersebut sehingga tidak tambah menyempit. Tentu hal ini membutuhkan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.Pengobatan oleh dokter berupa pemberian obat-obatan (tetes mata), fakoemulsifikasi, laser, hingga tindakan bedah konvensional. Semua itu bertujuan untuk menurunkan tekanan bola mata, agar saraf penglihatan tidak tambah terganggu/rusak.

Jadi, tidak selalu pasien glaukoma harus dioperasi. Adakalanya cukup diberi obat-obatan saja untuk merendahkan tekanan bola mata.

Namun, saat ini obat minum (oral) kurang disukai penderita karena bisa menimbulkan banyak efek samping. Misalnya, obat golongan betabloker bisa mengakibatkan penyempitan saluran napas dan detak jantung menjadi pelan.

Obat golongan parasimpatik agonis bisa menyebabkan sakit kepala, penglihatan menjadi menurun dan lain-lain.

Karena itu, pasien lebih menyukai obat tetes mata (topikal).

Selain penggunaannya lebih mudah, efek samping sistemik (seluruh tubuh) sangat minimal. Perkembangan obat tetes mata untuk glaukoma bisa dibilang cukup pesat. Jika dulu perlu ditetesi hingga empat kali sehari, kini sudah ada obat tetes yang hanya perlu sekali sehari (iatanoprost).

Sayangnya tidak semua penderita bisa diobati hanya dengan satu tetes mata sekali sehari. Tergantung kondisi penyakitnya, ada yang perlu mengombinasi lebih dari dua obat tetes mata.

Yang penting bagi penderita, jangan sampai lupa meneteskan obat atau menghentikan obat, tanpa berkonsultasi dengan dokter yang merawat. Kadang-kadang jika merasakan gejalanya sudah tidak ada lagi, obat dihentikan sendiri. Itu berbahaya.

Jenis-jenis Pembedahan

Dokter ahli mata Singapura, Steve Seah dalam presentasinya baru-baru ini di Jakarta Eye Center mengatakan, tindakan operasi/pembedahan sebaiknya dilakukan, jika dengan pemberian obat tetes mata sekalipun masih saja belum tercapai tekanan bola mata yang ditetapkan. Apalagi, jika sudah sampai harus memberi tiga obat tetes mata sekaligus.

Penderita sudah terlalu tidak nyaman lagi dalam mengelola penyakitnya. Bisa-bisa kelupaan atau kelebihan dosis obat mata yang lain. Begitu pula, tindakan operasi perlu dilakukan bila pasien sukar bekerja sama (dalam minum/tetes obat), anak kecil (sangat tergantung orangtua), atau pun mereka yang sering lupa.

Operasi pun banyak jenisnya, mulai dari jenis fakoemulsifikasi, laser hingga yang konvensional. Jadi, sebenarnya penderita tidak perlu takut dibedah matanya karena dengan teknologi saat ini, sebenarnya banyak jenis operasi (yang tergolong ringan) yang bisa dilakukan sebelum sampai ke operasi yang konvensional, kalau memang tidak bisa ditangani dengan cara terdahulu.