Oleh Pouw Tjoen Tik

Dihantui oleh penyumbatan pembuluh darah, masyarakat merasa ‘aman’, bila kadar lemak darahnya serendah mungkin. Pada hal, lemak sangat penting bagi kehidupan sejak dalam kandungan. Selain sebagai pelindung terhadap udara dingin dan penghasil energi, lemak adalah bahan pokok berbagai hormon, pembungkus serat saraf dan dinding sel, serta pelarut vitamin A, D, E, dan K.

Efeknya terhadap kesehatan, menyebabkan lemak terbagi dalam: ‘lemak jahat’ dan ‘lemak baik’. Peribahasa: ‘tidak dikenal tidak dicinta’, sangat penting dalam memilih pasangan hidup. Demikian pula, pengenalan terhadap berbagai lemak darah sangat penting dalam memilih makanan yang mengandung banyak ‘lemak baik’.

Ada tiga jenis lemak darah, yaitu trigliserit, lemak fosfat (phospholipid) dan kolesterol. Trigliserit adalah senyawa yang terdiri atas alkohol majemuk (gliserol) dan asam-asam lemak yang berasal dari makanan. Pada phospholipid, salah satu asam lemaknya diganti oleh asam fosfat.

Phospholipid merupakan bagian utama dinding sel dan banyak terdapat dalam otak serta jaringan saraf. Jenis lemak ini tidak berperan dalam proses penyumbatan pembuluh darah.

Berbeda dengan trigliserit dan phospholipid, atom-atom karbon dari kolesterol membentuk cincin-cincin yang dalam kimia organik disebut ‘steroid’. Kolesterol sebagian besar (sekitar 75 persen), dibentuk dalam hati dan sangat dipengaruhi oleh faktor turunan. Agar dapat terangkut dalam darah, lemak mengikat protein yang disebut lipoprotein.

Lemak ‘Baik’ dan ‘Jahat’

Sifat ‘baik’ atau ‘jahat’ dari lemak darah ditentukan oleh jenis ‘kendaraan’ (lipoprotein) yang ditumpangi, dan jenis asam-asam lemaknya. Bila kadar proteinnya rendah, lipoprotein tersebut akan dipadati oleh lemak yang berbentuk butiran-butiran kecil.

Jenis ini disebut lipoprotein dengan kepadatan (density) protein yang rendah atau dikenal sebagai Low Density Lipoprotein (LDL). Kadar lemaknya yang tinggi memudahkan LDL untuk melekatkan muatan lemaknya pada dinding-dinding pembuluh darah dan menimbulkan penyumbatan.

Oleh karenanya, LDL-lemak darah dijuluki ‘lemak jahat’. Sebaliknya, lipoprotein dengan kepadatan (density) protein yang tinggi atau High Density Lipoprotein (HDL) hanya dimuati oleh butiran-butiran lemak yang besar.

Berlawanan dengan LDL, HDL berfungsi melepaskan kerak-kerak lemak dari pembuluh-pembuluh darah, dan karenanya dijuluki ‘lemak baik’.

Dengan demikian, tidak ada kolesterol ‘baik’ atau ‘jahat’. Semua kolesterol sama susunan kimianya, baik yang menumpangi LDL maupun HDL. Kolesterol terkena getahnya mendapat julukan ‘jahat’ bila menumpangi LDL dan sebaliknya menyandang gelar ‘pahlawan’ bila menumpangi HDL.

Hal ini berbeda dengan trigliserit (85 persen total lemak darah). Butiran-butiran trigliserit adalah butiran lemak darah yang sangat kecil karena kebanyakan asam-asam lemaknya adalah asam-asam lemak jenuh (saturated fatty acid).

Istilah asam lemak jenuh dan tidak jenuh adalah istilah kimia organik yang mengacu pada kejenuhan atom karbon akan atom-atom hidrogen. Bila salah satu atom hidrogen ‘ngambek’ diikat oleh atom karbon, maka atom karbon yang merana karena cintanya ditolak oleh atom hidrogen ini dengan terpaksa meng- gandeng atom karbon yang ada di sampingnya, sehingga terbentuklah ikatan karbon ganda (unsaturated fatty acid). Ikatan ganda ini dapat lebih dari satu bila atom hidrogen yang menolak rayuan atom karbon lebih dari satu pula.

Oleh karenanya, asam lemak tak jenuh dapat memiliki satu (mono-unsaturated fatty acid) atau banyak ikatan ganda (poly-unsaturated fatty acid). Semua lemak yang terbentuk dari unsaturared fatty acid berbentuk butiran besar akibat adanya ikatan-ikatan ganda tersebut. Oleh karenanya, jenis lemak ini lebih condong memilih kendaraan HDL ketimbang berdesak-desakan dalam LDL.

Effek terhadap Kesehatan

Kadar trigliserit yang tinggi, memacu pembentukan kolesterol dalam hati dan merangsang dilepaskannya LDL. Oleh karenanya, kadar trigliserit yang tinggi (lebih dari 200mg/100ml darahThe American Heart Association, National Institute of Health, and The National Cholesterol Education Program; Juni 2008), berisiko terserang penyumbatan pembuluh darah koroner jantung dan otak.

Jenis asam lemak ‘jahat’ lainnya yang harus diwaspadai adalah partially hydrogenated fatty acid dan trans-fatty acid. Jenis-jenis asam lemak ini terjadi bila unsaturated fatty acid dipanasi dibawah tekanan yang tinggi, sehingga sebagian atom karbon tak jenuhnya dijadikan jenuh. Proses ini dilakukan dalam industri untuk mencegah pembusukan minyak (minyak tengik).

Di samping itu, trans dan partial hydrogenated fatty acids, terbentuk pula bila minyak goreng digunakan berulang kali (minyak jelantah). Sebaliknya asam-asam lemak omega (omega-3. omega-6 dan omega-9) yang banyak terdapat dalam ikan, sangat penting untuk menurunkan LDL-lemak dan mencegah jantung koroner/stroke.

Mengonsumsi lemak binatang, gula dan makanan yang mengandung saturated fatty acid , akan meningkatkan kadar trigliserit dan LDL- kolesterol, serta menurunkan HDL-kolesterol darah. Sebaliknya mengomsumsi makanan yang mengandung banyak unsaturated fatty acid (terutama yang poly), meningkatkan HDL-kolesterol. Unsaturated fatty acid terdapat pada lemak tumbuh-tumbuhan seperti minyak jagung, minyak kacang dan sebagainya, sedangkan saturated fatty acid banyak terdapat dalam lemak binatang (kecuali ikan), terutama organ-organnya (bahasa Jawa: jerohan)

Pencegahan tingginya trigliserit dan LDL-kolesterol menyangkut gaya hidup seseorang. Hindari kegemukan, banyak makan sayuran, buah-buahan dan ikan, kurangi makan lemak binatang, tidak merokok dan minuman keras serta berolah raga (sekurang-kurangnya setengah jam sehari) merupakan kunci ke arah hidup yang sehat dan panjang umur.

Penulis adalah alumnus Faklutas Kedokteran Unair, berdomisili di Austin, Texas, USA