Oleh Dewi Susilawaty

Di abad milenium ini, masalah kelebihan berat badan telah meningkat tajam dan sudah menjadi masalah kesehatan dunia bahkan disebutkan pada ” The 6th National Obesity Symposium” di Denpasar-Bali Juli 2007 lalu, obesitas telah mencapai proporsi pandemik baru di seluruh dunia dan menjadi faktor utama terhadap timbulnya penyakit kronis, seperti diabetes, jantung dan penyebab kematian kedua setelah merokok.

Angka kejadian kegemukan terus meningkat tajam dari tahun ke tahun, tidak hanya di negara-negara maju seperti Amerika dan negara-negara Eropa, tetapi juga di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan negara-negara Asia. Bahkan suatu sumber mengatakan bahwa bumi kita sekarang ini lebih banyak dihuni orang dengan kelebihan lemak dibandingkan yang kelaparan.

Badan kesehatan dunia WHO menyebutkan, lebih dari satu miliar penduduk kelebihan berat badan. Angka ini melampaui 800 juta penduduk yang kekurangan gizi. Indonesia dari survei epidemiologi yang dilakukan di Jakarta tahun 1993 memperlihatkan peningkatan prevalensi kelebihan berat badan dari 4,2 persen menjadi 10,9 persen.

Pemantauan yang dilakukan oleh Direktorat Bina Gizi Masyarakat tentang masalah gizi lebih, sesuai kriteria WHO dengan menggunakan nilai metabolisme basal, kelebihan berat badan adalah suatu keadaan ditemukan adanya kelebihan lemak dalam tubuh.

Sedang menurut kriteria ADA (Abdominal Adiposit in Asia) lingkar pinggang orang Asia yang termasuk kelebihan berat badan adalah lebih dari 90 cm bagi pria dan lebih dari 80 cm untuk wanita. Sedang untuk ukuran Eropa untuk pria lebih dari 102 cm dan wanita lebih dari 88 cm. Pengukuran ini bermanfaat untuk menentukan obesitas sentral yaitu obesitas pada daerah perut.

Risiko

Walaupun obesitas bukan merupakan penyakit menular, tetapi obesitas memiliki risiko morbiditas dan mortalitas terhadap beberapa penyakit seperti diabetes, dislipidemia, hipertensi, kardiovaskuler, bahkan ada peneliti lain mengatakan kemandulan bisa juga diakibatkan salah satunya adalah gangguan dari kelebihan berat badan. Karena itu, kelebihan berat badan lebih penting dilihat dari sisi risiko menderita penyakit bukan hanya dari sisi kosmetik saja.

Menurunkan berat badan dengan sendirinya akan memberikan manfaat bagi kesehatan tidak hanya fisik, namun juga mentalnya. Obesitas merupakan masalah yang kompleks. Selain terapi dengan obat-obat juga memerlukan bimbingan dan konseling gizi, perubahan perilaku/gaya hidup, peningkatan aktivitas fisik/olah raga dan terkadang konseling kesehatan jiwa sampai pembedahan,

Tentu saja biaya untuk itu cukup merogoh dompet kita dan dapat menimbulkan efek samping terutama pada pemakaian obat-obat pelangsing tanpa pengawasan dokter ahli seperti hipertensi, memperberat penyakit kardiovaskuler, hipertiroid, glaucoma, gelisah, berdebar-debar, malabsorbsi kronis dan masih banyak lagi.

Sampai sekarang belum ada cara yang ampuh untuk menanggulangi masalah obesitas ini, dan dari penelitian dikatakan bahwa penggunaan obat-obat oral saja hanya dapat menurunkan 10 persen dari total berat badan.

Akupunktur sebagai suatu pengobatan yang sudah dikenal ribuan tahun sebagai terapi alternatif berdasarkan beberapa penelitian klinis yang telah dilakukan, ternyata akupunktur juga efektif untuk menurunkan berat badan dengan hasil yang bermakna. Bahkan hasilnya hampir mencapai 90 persen bila akupunktur tubuh di kombinasi dengan akupunktur telinga, diet dan olahraga yang benar.

Peneliti lain ada yang menggunakan perangsangan titik akupunktur tubuh dan telinga yang dapat menyebabkan asupan makan dan energi teregulasi, sehingga dapat mengurangi nafsu makan dan menghambat nafsu makan dan mengurangi fungsi berlebihan dari pencernaan lambung dan absorbsi usus halus, serta meningkatkan pengeluaran energi dengan menurunkan BMR (Body Massa Rate) seperti pengalaman yang dirasakan oleh pasien penulis.

Prinsip terapi obesitas adalah mengurangi asupan energi dan meningkatkan keluaran energi. Pengobatan realistik yang dianjurkan untuk penurunan berat badan oleh ahli gizi adalah sebesar 2 kg/bln. Sementara terapi dengan akupunktur untuk obesitas dapat menurunkan lebih dari 2 kg/bulan dengan menggunakan titik-titik akupunktur tubuh dan telinga.

Titik akupunktur daun telinga yang digunakan adalah titik lapar, haus, limpa, lambung, mulut, endokrin. Sementara titik akupunktur tubuh tergantung pada diagnosis yang ditegakkan oleh terapis, umumnya digunakan titik-titik tubuh dan titik lokal juga dipasang jarum press needle pada titik lapar, titik mulut, titik lambung, dikedua daun telinga.

Pasien diminta menekan jarum telinga sampai terasa ngilu selama 1 menit, dan diputar searah jarum jam 4-5 kali/hari. Sebelum makan atau bila merasa lapar, jarum press needle biasa diganti satu minggu sekali.

Keuntungan terapi akupunktur adalah relatif tidak mempunyai efek samping sedangkan pemakaian obat- obat penurun berat badan mempunyai efek samping seperti insomnia, palpitasi, hipertensi, konstipasi dan mulut kering.

Namun penderita yang takut jarum, takut nyeri maka akupunktur kurang diminati walaupun sesungguhnya nyeri pada penusukan akupunktur tidaklah sehebat nyeri jarum suntik.

Hal ini karena jarum akupunktur sangat halus dan ujungnya yang bulat sehingga tidak merobek jaringan apalagi efeknya cukup nyata dalam mengatasi obesitas tentu tidak menjadi masalah dibandingkan menghadapi pisau bedah.

Efek Samping

Sementara efek samping dari tindakan bedah seperti tindakan sedot lemak dapat menyebabkan kerusakan jaringan sekitar, perdarahan alergi terhadap pembiusan, dehidrasi, kulit menjadi tidak rata dan emboli (jarang). Bahkan pada tindakan pengecilan lambung juga mengandung risiko yang besar pada pasien dengan kondisi tertentu.

Itu sebabnya, mengapa dokter bedah plastik biasanya juga tidak mudah menuruti keinginan seorang pasien yang ingin sedot lemak dan pengecilan lambung sehingga diperlukan pemeriksaan yang teliti untuk mencegah hal-hal tersebut di atas.

Selain itu dalam hal biaya akupunktur juga relatif lebih murah dibandingkan dengan harga obat atau pun tindakan bedah sehingga akupunktur dapat di pilih sebagai terapi untuk kasus kelebihan berat badan/obesitas karena terbukti cukup efektif, aman dan biaya terjangkau tanpa efek samping. Sebagai penutup penulis ingin memberikan tips untuk individu yang mengalami obesitas.

Individu haruslah melakukan latihan fisik/olahraga jalan kaki minimal selama 45-60 menit 4 kali seminggu atau bersepeda kurang lebih 10 km/jam tiap hari secara teratur.

Hal ini berguna untuk membuang kalori sebesar kurang lebih 200 kalori/hari. Makanan juga harus dijaga asupannya, sehingga makanan yang mengandung lemak seperti minyak, mentega, keju, coklat, santan, makanan olahan, dan keripik janganlah terlalu banyak dimakan.

Mengurangi karbohidrat seperti nasi, kentang goreng, manisan, gula kecuali gula diet, tepung-tepungan dan hasil olahannya juga bermanfaat mengurangi berat badan. Individu juga harus meningkatkan kandungan serat seperti sayuran dan buah dalam menu makanannya.

Hal-hal yang tidak boleh dikonsumsi adalah cemilan, gorengan, snack, fast food serta minuman yang mengandung alkohol, soda dan gula seperti minuman kaleng dan minuman kemasan yang mengandung gula dan kalori tinggi. Ingatlah untuk selalu makan sesuai kebutuhan. Seperti kata pepatah “Anda adalah apa yang Anda Makan”.

Penulis adalah peserta Program Dokter Spesialis Akupunktur RSCM dewillyn@rsgm.co.id