Selain diet dan olahraga bedah bariatrik efektif mengatasi obesitas. ISTIMEWA

Obesitas atau kegemukan merupakan problema umum di masyarakat maju. Prevalensi pada orang dewasa yang obesitas di Amerika Serikat (AS) mencapai 30 persen, sedangkan di Indonesia sudah mencapai sekitar 4,7 persen.

Cara terbaik menentukan derajat beratnya obesitas adalah melalui body mass index/BMI, yaitu berat badan (kg) dibagi tinggi badan. Banyak problema yang terkait dengan obesitas berat, antara lain penurunan harapan hidup , penyakit-penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, peninggian kadar lemak darah, asma, kanker tertentu, batu empedu.

Di samping itu juga ada kendala-kendala keterbatasan aktivitas fisik. Sering kali penderita juga hidup terisolasi, karena perasaan tidak percaya diri dan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang cocok. Solusinya saat ini, antara lain dengan melakukan diet, olahraga, modifikasi prilaku dan obat-obatan

Dr Barlian Sutedja, SpB dalam simposium yang digelar dalam rangka HUT 2 Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta belum lama ini mengatakan, penurunan kegemukan bisa dilakukan dengan pemasangan balon secara endoskopi (intra gastric balloon) atau pembedahan untuk penurunan berat badan.

“Sampai saat ini hanya pembedahan yang menjanjikan keberhasilan jangka panjang penurunan berat badan pada pasien-pasien obesitas berat.”

Tindakan ini menurutnya, bukan merupakan tindakan pembedahan dengan tujuan kosmetik, tetapi sudah diakui sebagai tindakan untuk live saving jangka panjang.

Menurutnya, “Laparoscipic Adjustable Gastric Banding”(LAGB) merupakan pembedahan untuk penurunan berat badan pada penderita obesitas berat yang saat ini dinilai sebagai prosedur yang efektif dan paling aman di antara pelage jenis operasi penurunan berat badan.

Prinsip kerjanya adalah pengurangan pasokan makanan dengan memasang ikatan pada lambung yang bisa dilakukan secara pembedahan laparoskopik.

Kandidat-kandidat untuk LAGB, antara lain adalah pasien-pasien dengan BMI>40 atau BMI>35 yang disertai penyakit penyerta diabetes, hipertensi dan lain-lain yang gagal dengan cara-cara penurunan berat badan lainnya.

Usia yang dianjurkan untuk menjalankan pembedahan ini: tidak lebih muda dari 18 tahun dan tidak lebih tua dari 60 tahun. Komitmen pasien sangat dibutuhkan untuk keberhasilan usaha penurunan berat badan dengan pembedahan ini.

Menurut Barlia , di RS Pluit (sejak tahun 2000) dan di RS Gading Pluit (sejak tahun 2005) telah dilakukan 15 prosedur Ajustable Laparoscopic Gastric Banding pada pasien-pasien penderita obesitas berat dengan BMI antara 41-54 dengan keberhasislan yang cukup memuaskan.

Paling Efektif

Wei-Jei Lee, MD, PhD dari Min-Sheng General Hospitals, National Taiwan University, yang berbicara tentang “Pengaruh tindakan bedah untuk obesitas terhadap resistensi insulin diabetes mellitus Tipe 2, mengatakan bedah bariatrik sebagai satu-satunya terapi paling efektif, berkembang dengan pesat seiring peningkatan epidemi global masalah kegemukan sangat berat (morbid obesity).

Bukti-bukti pun mulai banyak menunjukkan bahwa penurunan berat badan telah dicapai dengan efektif oleh pasien-pasien kegemukan tingkat berat melalui bedah bariatrik. Sejumlah besar pasisen dengan diabetes, hiperlipidemia, hipertensi dan obstruktif sleep apnea (sindroma henti napas pada waktu tidur) mendapatkan penyelesaian lengkap atau perbaikan dengan keuntungan harapan hidup secara signifikan.

“Cara bagaimana memberikan tindakan operasi bariatrik yang aman untuk memenuhi permintaan pasien-pasien di Asia dengan penyakit kegemukan tingkat berat yang meningkat akan menjadi isu penting di masa mendatang “, ungkap Wei-Jei Lee.

Menurut Dr Teguh Wijayadi, Sp,PD, yang menjelaskan tentang Bioenterik Balon Intragastrik (BIB), obesitas saat ini dianggap suatu penyakit kronis, yang disebabkan oleh multi factor dan dapat menyebabkan penyakit lain yang membahayakan (jantung koroner, kencing manis, kanker, mati mendadak, gangguan tulang sendi)

Berbagai terapi telah dicoba, terutama di negara maju: Terapi konvensional pengaturan diet, olah raga, obat-obatan. Keberhasilan hanya sementara, 10-20 persen seperti efek YOYO. Dan terapi operasi, diutamakan morbid obesitas (gastric banding/ by-pass).

Sebagai alternatif kedua terapi di atas, telah dikembangkan sistem balon bioenterik, yang menempatkan balon silicon di dalam lambung. Balon ini diisi cairan sebanyak 400-700 cc, diletakkan di dalam lambung dengan metode endoskopi (tidak operasi) dan dipertahankan selama 6 bulan.

Selama terpasang balon ini, diharapakan terjadi penurunan berat badan dan perubahan pola makan. BIB juga digunakan untuk menurunkan berat badan sebelum operasi. [Vera Indrasuwita]