28arthriOleh Pouw Tjoen Tik

Sewaktu bertemu kawan sepermainan, penulis sempat bertanya, apakah ia masih bermain bulutangkis. Jawabnya: ‘Tidak lagi, sudah tua, tulang-tulang sudah pada gemeretuk, karena rematik!, imbuhnya. Rematik adalah istilah populer yang mengacu pada persendian yang meradang, bengkak, merah, dan nyeri.Namun gemeretuk-nya tulang belulang kebanyakan tidak menunjukkan tanda-tanda keradangan seperti di atas, karena penyebab utamanya adalah kerusakan tulang rawan (osteoarthritis/OA).

Jenis Persendian

Kerangka manusia dewasa dibentuk oleh dua ratus enam tulang belulang yang saling berhubungan melalui persendian. Berdasar kebebasan geraknya, persendian terbagi atas tiga kelompok.

Pada kelompok pertama, tulang-tulang melekat satu dengan lainnya sehingga tidak mungkin bergerak. Jenis ini berfungsi sebagai pelindung otak dan pembentuk wajah. Kelompok kedua hanya memberi gerakan yang sangat terbatas. Fungsi kelompok ini adalah untuk memperluas rongga tubuh bila diperlukan (tulang dada dan jalan lahir).

Pada kelompok ketiga tulang-tulang bebas bergerak (synovials joints). Anatomi synovial joints sangat khas, agar ujung-ujung tulang tidak saling mengikis.

Persendian jenis ini dibungkus oleh selaput sendi (synovial) dan keluar dilindungi oleh anyaman jaringan ikat /ligamen. Ujung-ujung tulang pada synovial joints, dilapisi tulang rawan yang terendam dalam cairan synovial. Fungsi tulang rawan adalah sebagai bantalan, sedangkan cairan synovial sebagai minyak pelumas.

Penyebab dan Gejala

Osteoarthritis (OA) adalah keradangan synovial joints akibat kerusakan tulang rawan. Berdasar penyebabnya, OA terbagi atas primer dan sekunder. Penyebab OA primer belum diketahui.

Namun, lanjutnya usia dan faktor keturunan sangat berperan. OA jarang menyerang mereka yang berusia di bawah empat puluh tahun. Wanita lebih banyak terserang ketimbang pria.

Penyebab OA sekunder adalah kelainan tulang sejak lahir, kegemukan, kencing manis, dan sendi yang kerap terkilir/digunakan secara berlebihan (olahragawan). Kecuali pada jari-jari, pada umumnya OA hanya menyerang satu sendi. Sendi yang tersering diserang adalah lutut, pangkal paha, jari-jari tangan, dan tulang belakang.

Gejala OA meliputi, kaku dan nyeri pada saat bangkit berdiri, sedikit nyeri bila sendi ditekan dan terdengar suara gemeretuk bila digerakkan. Gejala-gejala bertambah sejalan dengan makin larutnya hari.

Pada OA berat, ujung-ujung tulang tidak lagi dilapisi tulang rawan. Ujung-ujung tulang yang bugil ini saling bergesekan dan menimbulkan rasa nyeri pada setiap gerakan.

Pengobatan dan Pencegahan

Seperti pada penyakit-penyakit keausan (degenerative) lainnya, OA tidak dapat disembuhkan dan tindakan medik hanya sebatas mengurangi rasa nyeri. Pada OA ringan, dapat digunakan obat penghilang rasa nyeri/obat gosok, dan minum kapsul minyak ikan. Selain itu, juga dapat diberikan kompres hangat selama dua puluh menit untuk mengendurkan kekakuan, disusul kompres dingin untuk menghilangkan kekejangan otot-otot.

Pembedahan baru dipertimbangkan bila OA menimbulkan nyeri berkesinambungan yang tak teratasi oleh obat-obatan. Pada OA di mana tulang rawan pecah menjadi serabut-serabut, dengan video kamera mini (arthroscope), dokter mengguntingi serabut-serabut tersebut. Cairan steril kemudian disemprotkan ke dalam sendi untuk menyedot bagian-bagian tulang rawan/tulang yang rusak (debridement).

Penggantian sendi (arthroplasty) dengan protesa dari plastik atau logam dilakukan bila kerusakan sendi sudah sangat parah. Pada OA di mana tidak lagi terdapat lapisan tulang rawan, untuk mengatasi nyeri dan menghindari kerusakan ujung-ujung tulang, kedua ujung tulang terpaksa disatukan, sehingga sendi tidak dapat lagi digerakkan (arthrodesis). Operasi ini, terutama dilakukan pada tulang belakang, tungkai dan jari-jari tangan. Arthrodesis pada sendi lutut dan pangkal paha baru dipertimbangkan bila arthroplasty tidak mungkin dilakukan. Bila operasi tidak mungkin dilakukan, ke dalam ruang sendi disuntikkan hyaloronoic acid atau kortikosteroid dan tindakan medik ini mampu menghilangkan rasa nyeri berbulan-bulan.

Pencegahan OA menyangkut perubahan pola hidup. Cegah kegemukan, berolahraga secara teratur (bersepeda, berenang, dan berjalan dalam air), serta hindari latihan fisik pada satu sendi saja (setiap jam harus diselingi dengan istirahat selama sepuluh menit), penggunaan sendi secara berlebihan, dan mengangkat benda berat dengan membungkuk (posisi yang benar, yakni berlutut dengan punggung tegak).

Berdasar penelitian terakhir (The National Institute of Health, 2007), chondroitin dan glucosamine tidak menurunkan kasus OA. Namun, para peneliti belum berani melarang penggunaannya, karena di samping kedua supplements tersebut tidak menimbulkan efek sampingan, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Penulis adalah Alumnus Fakultas Kedokteran Unair, berdomisili di Austin, Texas.