Sifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

MEMBACA AL-FAATIHAH
Kemudian membaca surat Al-Fatihah sepenuhnya termasuk bismillah, ini adalah rukun shalat dimana shalat tak sah jika tidak membaca Al-Fatihah, sehingga wajib bagi orang-orang ‘Ajm (non Arab) untuk menghafalnya.
” Tidak sah shalat seseorang jika tidak membaca Al Fatihah ” (HR Bukhari, Muslim, Abu ‘Awanah & Baihaqi)
” Orang yang shalat tanpa membaca Al Fatihah, shalatnya buntung, shalatnya buntung, shalatnya buntung, tidak sempurna “. (HR Muslim & Abu ‘Awanah)
Bagi yang tak bisa menghafalnya boleh membaca.
“Subhaanallaah, wal hamdulillaah walaa ilaaha illallaah allaahu akbar, walaa hauwla walaa quwwata illaa billaah”.
“Artinya : Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada sembahan yang haq selain Allah, Allah Maha Besar, serta tidak ada daya dan kekuatan melainkan karena Allah”.

Didalam membaca Al-Fatihah, disunnahkan berhenti pada setiap ayat, dengan cara membaca:
(Bismillaahir-rahmaanir-rahiim) lalu berhenti, kemudian membaca.
(Alhamdulillaahir-rabbil ‘aalamiin) lalu berhenti, kemudian membaca.
(Ar-rahmaanir-rahiim) lalu berhenti, kemudian membaca.
(Maaliki yauwmiddiin) lalu berhenti, dan demikian seterusnya.

Demikianlah cara membaca Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seluruhnya. Beliau berhenti di akhir setiap ayat dan tidak menyambungnya dengan ayat sesudahnya meskipun maknanya berkaitan.
Boleh membaca (Maaliki) dengan panjang, dan boleh pula (Maliki) dengan pendek.

dikutip dari Sifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani penerbit Media Hidayah (edisi terjemahan)