Iritasi mata. Gangguan tersebut tidak bisa disepelekan, karena terjadi pada indera yang sangat vital. Biasanya, saat iritasi, mata menjadi merah. Dalam istilah kedokteran, mata merah disebut konjungtivitis, yakni radang selaput tipis pada kelopak mata. Namun awam kerap hanya menyebutkan mata merah.

Pada kondisi tersebut bila akhirnya terinfeksi, pembuluh darah halus di konjunctiva akan membesar, sehingga mata kian tampak merah. Manakala virus menyerang penderita dengan kondisi fisik yang lemah, infeksi akan menjadi lebih berbahaya.

Mata merah pun dapat menjadi bengkak dan disertai nyeri pada bola mata. Selain itu si penderita juga akan merasakan badannya meriang atau terasa hendak demam. Sudah barang tentu ketika di keluarga ada yang sakit mata harus diwaspadai jangan sampai menular ke anggota keluarga lainnya.

Virus bisa berpindah karena si penderita tidur bersama dengan yang sehat. Sebab itu, kebanyakan dokter menyarankan, sebaiknya saputangan, handuk atau kaca mata si penderita tidak digunakan oleh mereka yang sehat.

Selain iritasi dan infeksi, pembesaran pembuluh halus pada mata dapat terjadi akibat masuknya benda asing, seperti debu, kotoran, polusi udara, asap rokok, pemakaian lensa kontak yang kurang tepat, zat kimia, dan meningkatnya tekanan di dalam bola mata (glaukoma). Untuk kasus ini, tidak selalu diikuti rasa demam. Tapi mata juga kelihatan merah.

Kendati tidak diikuti gejala infeksi, sudah barang tentu mata merah menjadi kurang sedap dipandang mata. Dan yang paling kerap matanya merah adalah para pengendara sepeda motor. “Tidak hanya menjadi kurang sedap dipandang mata. Tapi ketika mata terganggu debu atau polusi udara, berkendaraan pun menjadi tidak nyaman,” kata Toni Gumelar, penggemar kendaraan roda dua yang menjadi pengurus Thunder 125 Community Indonesia, kepada SP di Jakarta, baru-baru ini.

Gangguan pada mata bagi para pengendara sepeda motor, menurut dia, sangat berbahaya apabila yang bersangkutan memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanannya.

Toni menyarankan, para pengendara sepeda motor mengenakan helm yang rapat ketika berkendaraan di jalan raya dengan polusi udara begitu tinggi, seper- ti di Kota Jakarta atau jalan keluar kota.

“Di tengah cuaca panas memang kurang nyaman mengenakan helm yang menutup seluruh kepala. Tapi ini demi keselamatan, khususnya mengamankan mata dari ser-gapan debu atau polusi udara,” ujarnya.

Marketing Manager GlaxoSmithKline induk perusahaan Insto, Roosie Setiawan, mengemukakan, perusahaan itu telah menjalin kerja sama dengan berbagai klub motor di Indonesia untuk mengampanyekan pentingnya mengedukasi dalam menjaga kesehatan mata. Kesehatan mata, menurut dia, juga merupakan penunjang penting bagi keamanan, konsentrasi dan kewaspadaan mengemudi, khususnya mengemudi sepeda motor.

Tomi pun sependapat bahwa kampanye untuk menjaga kesehatan mata di kalangan pengendara sepeda motor perlu dilakukan. Setiap pengendara akan selalu diingatkan untuk senantiasa melindungi mata mereka baik selama berkendaraan maupun setelah menempuh perjalanan baik di dalam kota maupun luar kota.

Soal penggunaan obat mata, menurut Tomi, belum semua pengendara mengantonginya. Kebiasaan mereka, setelah berkendaraan mencuci muka, sehingga mata kembali segar. “Kecuali kalau mata sudah terasa pedih. Pada saat itu, obat tetes mata segera dicari,” tuturnya.

Obat mata yang diproduksi perusahaannya, ada dua varian. Ada yang berguna untuk meredakan mata merah, karena iritasi akibat debu, air, polusi udara atau gas serta meredakan mata lelah akibat terlalu lama menatap matahari, membaca, berada di ruang berpendingin dan bekerja di depan monitor komputer atau pun menonton televisi.

Ada pula yang merupakan moisturizer mata berguna untuk mengatasi kekeringan pada mata dan meringankan iritasi mata akibat mata kering karena kekurangan produksi air mata.

Sudah saatnya kesehatan mata dijaga dengan mengonsumsi makanan bergizi dan tidak membiarkan cukup lama manakala terjadi gangguan pada mata. [W-5]