SP/S Nuke Ernawati Bingung dengan banyaknya referensi tempat makan di Kota Bogor, Jawa Barat? Setiap penyaran kuliner menunjuk ini-itu sebagai yang paling enak, paling legendaries, dan sedap sehingga wajib dicoba.

Mau santai-santai saja menikmati Kota Hujan itu tanpa harus kesal dengan rute dan peta tempat-tempat makan yang disajikan? Memang banyak plihannya untuk ini. Anda bisa ke tempat pusat jajanan khas Bogor yang terletak di Jalan Siliwangi, ke kawasan Suryakencana atau Gang Aut.

Dari sekian banyak menu makanan yang bisa disantap, sebut saja misalnya, ngo hiang, asinan, mi bayam, taoge goreng, ketupat tahu, rujak pengantin, asinan jagung, soto kuning, laksa dan sebagainya, perut Anda pasti akan “bingung” mencernanya, apalagi bila yang Anda butuhkan adalah sarapan.

Bagaimana caranya mendapatkan sarapan ringan yang ternyata khas Bogor? Cobalah Anda pagi-pagi berjalan-jalan di sekitar kawasan Bantarjati. Anda akan menjumpai beberapa pedagang yang memikul dagangan berupa ketupat, tetapi pedagang itu ternyata tidak menyajikan menu taoge goreng atau ketupat tahu. Anda akan makin bingung ketika memesan menu ini, ternyata sajiannya hanya ketupat diberi bumbu kacang dan taburan bawang goreng serta kerupuk.

Tapi itulah yang dinamakan ketupat kacang atau doclang. Jangan anggap bahwa menu ini baru kemarin didagangkan di Kota Hujan itu. Doclang yang juga bisa ditemui di beberapa kota di Jawa Barat seperti di Bandung, sudah puluhan tahun tersedia di Bogor. Seperti dituturkan Mang Ali (65) pedagang doclang di Bantarjati. “Saya dagang gini, engga baru kemarin. Sudah 22 tahun!” katanya kepada SP baru-baru ini.

Seperti apa sajian sarapan doclang? Isinya berupa potongan ketupat dari beras, yang diberi guyuran saus kacang kental, kemudian diberi taburan bawang goreng, sedikit kucuran kecap manis dan remasan kerupuk. Rasanya? Cenderung manis. Namun Anda bisa mencoba sambal doclang yang berupa sambal cabai dan tomat yang kental dan berminyak, juga bercampur kacang.

Rasanya cukup unik. Sementara untuk saus kacang itu, Mang Ali mengaku, bumbunya cukup sederhana berupa garam, gula merah, dan kacang tanah yang dihaluskan kemudian direbus hingga mengental. Rasanya, antara rasa bumbu gado-gado dan bumbu untuk ngo hiang. Susah membayangkannya? Sebaiknya mencoba sendiri di Bogor. Hanya saja untuk itu Anda harus sabar karena pedagang doclang ini tidak mangkal di satu tempat sebab penjualnya giat melangkah memikul dagangannya yang per porsi hanya Rp 3.000 dan cukup mengenyangkan untuk sebuah sarapan. [N-5]