Mengikuti jejak Rosulullah Muhammad SAW, merupakan suatu keharusan bagi umat Islam. Termasuk mewarisi metodologi pengobatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Pengobatan yang dilakukan Rosulullah menggunakan tiga cara, yaitu melalui do’a atau pengobatan dengan menggunakan wahyu-wahyu Ilahi yang lebih dikenal dengan istilah do’a-do’a ma-tsur yang datang dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi SAW yang shahih. Kedua menggunakan obat-obat tradisional baik dari tanaman maupun hewan. Dan ketiga adalah menggunakan kombinasi dari kedua metode tersebut.

Dalam sebuah hadist disebutkan “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat yaitu madu dan Al Qur’an”. Dari hadist tersebut madu merupakan lambang atau perwakilan dari obat-obat tradisional yang ada di bumi dan kita sebagai manusia yang diberikan akal sehat harus dapat menggali obat-obat tradisional yang banyak terdapat di muka bumi ini, bahkan letaknya tidak jauh dari sekitar kehidupan kita.

Semua penyakit dan Kesembuhan datangnya hanya semata-mata dari Allah SWT, sehingga obat apapun yang diberikan akan mampu menyembuhkan dengan seizin Allah SWT.

Sedangkan pengobatan dengan menggunakan Al Qur’an tidak lain adalah memanjatkan do’a dengan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an yang merupakan wahyu Allah SWT dari langit yang diturunkan kepada Rosulullah SAW ke muka bumi.

Do’a mukjizat untuk kesembuhan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat-Nya. Antara lain dari Hadist yang dikeluarkan oleh Dawud dan Ibnu Hibban, dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

“Jika seseorang menengok orang sakit, hendaklah ia membaca: Ya Allah, sembuhkanlah hamba-Mu ini agar ia bisa melukai/ membunuh musuh-Mu atau bisa meraih ridba-Mu dengan menghadir ijenasah.'”

Bagi umat Islam tentu mengamalkan keduanya dalam pengobatan

akan lebih baik. Mengingat semua penyakit dan kesembuhan datangnya hanya

semata-mata dari Allah SWT, sehingga obat apapun yang diberikan akan

mampu menyembuhkan dengan seizin Allah SWT. Bahkan Rosulullah SAW

seringkali dalam pengobatan menggunakan kedua metode tersebut.

Nabi Muhammad SAW sebagai Rosul yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya tidak lepas perilakunya dari Al Qur’an karena beliau dijadikan sebagai suri tauladan yang baik untuk semua manusia.

Firman Allah : ” Sesungguhnyapada diri Rosulitu ada terdapat suri tauladanyang baik untuk kamu, bag, orang-orangyang mengharapkan rahmat dan hari kemudian danyang banyak memuja Allah SWT.” (Al Ahzab : 21)

Kata Imam Ali: “Sesungguhnya semua tingkah laku Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”

Diambil dari Buku Menjadi Dokter Muslim

Metode: Ilahiyah, Alamiyah dan Ilmiah

Dr. Indah S.Y., Ust. Ahmad Su’udi, Penerbit Java Pustaka, 2006