Kanker usus dalam urutan kanker berada pada posisi ke empat setelah kanker payudara, prostat, dan paru-paru. Kanker yang sering menyerang pria adalah kanker paru-paru yang disebabkan karena merokok, lalu prostat, karena usia, diikuti lambung, dan usus.

Menurut dr Epistel P Simatupang, SpPD, Spesialis Penyakit Dalam dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta Barat, lebih dari 90 persen kanker usus terjadi di usus besar, dan sekitar 55 persen didapatkan pada anus, rektosigmoid, dan sigmoid. Gejala-gejala orang yang mengidap penyakit ini seperti mengeluarkan darah saat buang air besar.

Biasanya, kanker usus juga ditandai dengan susah buang air besar dan kalau pun bisa bentuk kotorannya kecil dan seperti pensil. Gejala lainnya adalah nyeri perut bagian bawah, sering diare yang tidak sembuh-sembuh walau telah diobati dan pada orang tua sering adanya anemia.

Usia yang paling rentan terkena penyakit ini adalah mereka yang berusia di atas 40 tahun. Saat ini usia di atas 40 tahun semakin banyak di negara maju dengan gaya hidup makan berlemak tinggi dan kurang serat.

Gaya hidup demikian membuat peluang untuk terkena penyakit tersebut sangat besar.

Oleh sebab itu, sebaiknya melakukan pemeriksaan feses atau kotoran serta pemeriksaan lainnya pada dokter spesialis.

Hal itu perlu untuk mengetahui, apakah pada bagian usus telah tumbuh benjolan atau semacam daging tumbuh yang bisa menjadi penyebab kanker. Untuk mengatasi hal ini, bisa dilakukan dengan alat kolonoskopi, sebuah alat yang dimasukkan lewat dubur untuk memeriksa kondisi usus secara langsung.

Jika ditemui benjolan, tindakan juga bisa dilakukan dengan alat tersebut.

Bagi yang sudah parah atau masuk dalam stadium akhir, maka usus yang terkena harus dibuang dengan melakukan pembedahan. Selanjutnya usus akan disambung atau dibuatkan saluran pembuangan kotoran di dinding perut.

Hal tersebut memang jadi merepotkan bagi penderita. Tetapi, itu adalah salah satu cara untuk membuat si penderita terhindar dari hal yang lebih buruk.

Dalam urutan penyebab kematian, kanker usus adalah penyebab nomor dua setelah kanker paru-paru. Cara pencegahan agar tidak terkena kanker usus antara lain mengonsumsi makanan yang berserat tinggi seperti buah-buahan dan sayuran.

Dengan makanan berserat itu, maka sisa makanan di bagian usus akan ikut terbawa ke saluran pembuangan saat buang air besar. Selain itu, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Biasakan buang air besar dua kali sehari. Kalau tidak bisa, usahakan setiap hari harus buang air besar. “Sebab makanan bila sudah 18 jam akan terpisah sisa-sisanya dan harus dibuang. Jadi, jangan biarkan menumpuk di dalam usus,” ungkap Epistel.

Bagi orang yang malas untuk buang air besar atau sering menahan, maka kotoran akan menumpuk di bagian usus pembuangan. Kumpulan dari kotoran bila terlalu lama di dalam tubuh bisa menjadi racun dan sekaligus penyebab terjadinya kanker usus. [ARS/M-15]