Jamur memiliki fungsi sebagai pengurai sampah dan bangkai makhluk hidup, namun jamur bisa beracun dan menyebabkan penyakit tertentu. Jamur memang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, sehingga manusia tak terlepas dari jamur.

Jamur bisa hidup dan tumbuh di mana saja, di udara, tanah, air, pakaian dan tubuh manusia sendiri, sehingga menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia.

Seiring dengan penggunaan antibiotik yang lama, adanya penyakit kronik seperti tuberkulosis (TB), penurunan imunitas tubuh dan kebersihan yang kurang terjaga, infeksi jamur pada kulit manusia semakin sering terjadi.

“Infeksi ini dapat mengenai semua orang, tak memandang status sosial dan jenis kelamin. Semua usia bisa terkena jamur, dari bayi sampai orang dewasa dan lanjut usia,” ujar dr Mulyani Enggalhardjo, Dermato-venereologist Siloam Hospitals Lippo Karawaci.

Menurutnya, jamur bisa melekat pada keratin kulit yang dapat menimbulkan peradangan pada kulit dan iritasi berwarna merah dan menimbulkan gatal. Infeksi karena jamur dapat berupa bercak-bercak putih, merah, hitam di kulit dengan bentuk simetris.

Ada pula infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit, tergantung pada jenis jamur yang menyerang. Banyak orang meremehkan penyakit karena jamur seperti panu atau kurap, padahal bahaya infeksi jamur tak sekedar menyebabkan panu atau kurap saja, tapi juga bisa menyebabkan kematian bila infeksinya meluas dan masuk ke dalam organ tubuh.

Karenanya, penting untuk mengenali jenis infeksi yang disebabkan oleh jamur pada kulit.

Panu atau pityriasis versicolor menyerang kulit terutama pada bagian dada, punggung, bagian perut, lengan bagian atas dan paha.

Biasanya berupa bercak putih, merah, dan bersisik, disertai rasa gatal meskipun ada juga yang tidak merasakan gatal namun terjadi perubahan warna kulit.

Pemeriksaan yang sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan lampu wood, di mana akan tampak fluoresensi kekuningan pada kulit yang terkena panu. Cara lain adalah dengan pengerokan kulit yang terkena panu dengan memberikan cairan KOH dengan konsentrasi 10 persen.

Infeksi jamur lain adalah kurap atau dermatofitosis. Kurap ini sering menyerang kulit kepala (tinea kapitis), kulit wajah (tinea fasialis), permukaan badan (tinea korporis), kulit telapak tangan (tinea manum), lipatan kulit seperti juga pada selangkangan dan pantat (tinea cruris), kuku (tinea unguinum), pada telapak kaki (tinea pedis), serta tinea imbrikata berupa sisik pada kulit di daerah tertentu.

Kurap ini umumnya berbentuk sisik kemerahan pada kulit atau sisik putih. Pada kuku, infeksi ini dapat menyebabkan peradangan di sekitar kuku, sehingga menyebabkan bentuk permukaan kuku tidak rata, kusam dan membiru.

Ketombe juga termasuk penyakit yang disebabkan oleh jamur (pitiriasis sika). Sementara jamur candida albicans merupakan penyebab infeksi jamur kandidiasis.

Infeksi kandida ini dapat menyebabkan infeksi pada lipatan kulit, sela jari, sela paha, ketiak, bawah payudara, mulut atau juga keputihan (genetalia) dan ruam popok bayi.

Jamur ini hidup sebagai organisme normal pada mulut, saluran vagina dan saluran pencernaan. Infeksi ini sering disebabkan karena kelembaban, trauma, kegemukan, malnutrisi, faktor usia, kehamilan dan menstruasi, serta penyebab lainnya seperti pemakaian obat glukokortikoid, obat imunosupresan dan antibiotika.

Keputihan

Keputihan pada wanita juga disebabkan, karena jamur ini (candidiasis vulvovagina). Gejalanya diawali dengan keluarnya cairan dari saluran vagina berwarna putih seperti susu yang menggumpal, disertai gatal-gatal dan rasa terbakar/panas, kemerahan, kadang disertai rasa nyeri saat kencing. Sekitar 75 persen wanita dalam masa hidupnya pernah mengalami infeksi ini.

Keputihan karena jamur kandida ini umumnya disebabkan karena faktor hormonal seperti kehamilan, menstruasi, pemakaian cairan pembersih vagina. Candidiasis vulvovagina rentan terhadap pemakaian steroid, penggunaan alat intra uterin, sering memakai pakaian ketat yang tidak menyerap keringat, celana ketat/jins, penggunaan underwear yang bukan dari bahan katun, dan penggunaan obat imunosupresi.

Secara umum, faktor pencetus infeksi karena jamur lebih sering disebabkan oleh faktor lingkungan, lembab dan panas, pakaian yang tak menyerap keringat, keringat yang berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan. Gesekan pada paha orang gemuk juga dapat menyebabkan infeksi jamur.

Pengobatan dilakukan dengan obat antijamur baik secara topikal maupun sistemik, berdasarkan jenis jamur yang menyerang atau diagnosis dokter. Pengobatan sendiri dengan membeli obat antijamur yang dijual bebas dapat dilakukan sepanjang si penderita mengetahui jenis infeksi jamur yang menyerang kulit.

Infeksi jamur tidak boleh dianggap remeh dan tidak selalu bisa diatasi dengan pengobatan sendiri, karena apabila sudah masuk ke dalam organ dalam bagian tubuh, akan sangat membahayakan.

Di Indonesia, masalah infeksi jamur tergolong cukup tinggi, karena itu masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh. [WIN/M-15]