Perawatan gigi yang teratur, termasuk berkonsultasi dengan dokter, akan membuat gigi tetap sehat. ISTIMEWA

Kehilangan gigi yang disebabkan oleh berbagai masalah bukanlah hal yang menyenangkan. Usaha untuk membuat utuh kembali keberadaan gigi terus dilakukan. Kalau dulu dengan memakai gigi palsu yang tidak permanen, sekarang sudah bisa dilakukan pemasangan gigi palsu secara permanen dengan metode implan.

Yang dimaksud dengan implan adalah benda tiruan yang menggantikan bagian tubuh yang hilang. Dalam hal ini benda yang dimaksud adalah benda yang menggantikan akar gigi. “Ini yang disebut dental implan,” ungkap drg. Hans Goenawan,SpBM, Oral Surgeon dari Siloam Hospital Lippo Karawaci.

Jadi bila seseorang kehilangan gigi dan tidak bisa tumbuh lagi, karena usianya yang sudah tidak dalam masa pertumbuhan, maka gigi yang hilang tersebut bisa dipasang lagi dengan gigi palsu. Hanya saja kalau sebelumnya orang biasa memakai gigi palsu yang bisa dilepas, dengan metode implan ini gigi palsu dibuat permanen.

Menurut drg. Hans Goenawan, nantinya pada bagian gusi akan dipasang implan yang terbuat dari titanium. Ini merupakan bagian dasar dari tempat gigi palsu, atau bisa disebut sebagai ganti akar gigi. Implan tersebut kemudian dibiarkan antara dua sampai empat bulan. “Ini dimaksudkan agar implan bisa diterima dengan tubuh manusia. Sebab biar bagaimanapun dia adalah benda asing,” jelasnya.

Kalau nanti implan sudah diselimuti dengan bagian tulang, sehingga tidak bergerak lagi, ini berarti benda tersebut diterima oleh tubuh. Setelah itu barulah dilakukan pemasangan gigi. Jadi diperlukannya waktu tersebut berguna untuk memperkuat posisi implan itu sendiri. Sehingga ketika dilakukan pemasangan gigi, sudah tidak goyah lagi.

Namun demikian untuk melakukan implan harus dipenuhi beberapa syarat lebih dulu. Pertama si pasien memang sudah tidak pada usia pertumbuhan. Sehingga tidak ada lagi gigi yang tumbuh.

Selanjutnya, calon pemakai implan yang tidak mengidap kencing manis kadar gula darahnya harus terkontrol lebih terdahulu. “Sebab kalau mengidap penyakit ini, implan akan ditolak oleh tubuh. Atau tubuhnya sulit untuk menyembuhkan luka, ini bisa tidak terjadi penyatuan dengan tulang, sehingga implan mudah lepas,” jelas drg. Hans Goenawan.

Mereka yang mengidap Parkinson, pikun atau cacat mental termasuk orang yang tidak disarankan untuk pasang implan. Karena bila sudah pasang implan, maka orang tersebut harus betul-betul bisa menjaga kebersihan gigi. Kalau terjadi peradangan, dikhawatirkan bisa mengganggu implan tersebut.

Mengenai batasan usia, orang yang bisa dipasang implan mulai dari orang dewasa yang sudah tidak lagi dalam masa pertumbuhan sampai dengan mereka yang berusia 70 tahun. Yang penting kondisi tubuhnya bugar dan sehat. [Ars]