Sepasang patung ayam menyambut kedatangan tamu saat memasuki rumah makan Kedai Solo di daerah Sentul, Jawa Barat. Patung ayam tersebut memang tidak berkokok, namun pemasangan simbol ayam menandakan kerajinan ayam, yaitu berkokok, setiap kali manusia bangun pagi.
Nasi Liwet
Pernyataan pemilik Kedai Solo, Rio Sarwono, memperjelas arti simbol ayam dalam acara “cicip rasa” pada Senin (7/1) sore itu. Kerajinan ayam berkokok setiap pagi diharapkan menular kepada pelayanan tempat usahanya.

Nuansa tradisional tampak mewarnai Kedai Solo yang terletak di Jalan Raya Gunung Pancar nomor 99 pada sore hari sehabis hujan lebat. Senyum ramah pelayan turut membuat hati terasa nyaman dan tenteram, ditambah udara dingin yang mengundang mulut untuk segera mencicipi menu-menu andalan tempat makan.

Selain menu makanan tradisional Solo, meja makan unik berkaki mesin jahit bekas turut menghias Kedai Solo. Berbagai macam barang, antara lain perahu kayu, tulang kepala kambing, klentengan sapi, dan penyekat ukiran kayu bekas, ikut menambah kesan unik, tapi tak kusam. Tanaman padi di sekeliling kedai menambah suasana alam desa.

Pemilik Kedai Solo lainnya, Dani Sarwono, mengungkapkan pembukaan tempat makanan ini bertujuan mengangkat makanan tradisional Solo. “Kalau bukan kita yang angkat, siapa lagi?” ujarnya.

Tanpa basa-basi, pelayan menyuguhkan sepiring nasi liwet komplet. Nasi khas Solo ini disajikan dengan sayur labu disiram kuah warna kemerahan. Ditambah lagi cabe kukus dua buah, ayam suwir, tahu dan tempe bacem menghiasi nasi liwet. Lauk telur putih dan kuning dikukus bercampur santan memang patut disantap habis.

Sewaktu mengunyah sayur labu campur nasi yang mirip nasi uduk, gurihnya sangat terasa bergumul dengan lidah. Semakin dikunyah, lidah tak habis-habisnya mengomentari bumbu gurih nasi liwet. Telur putih masuk ke dalam mulut, telur kuning meluncur di kerongkongan. Gurih.

Ketua Pengurus Kedai Solo, Dedeh, menjelaskan bumbu-bumbu nasi liwet satu-persatu. Dimulai dari beras, santan, dan garam. Beras dikukus sampai matang jadi nasi, dan diberi santan plus garam secukupnya. Kemudian nasi diangkat diberi bumbu bawang merah, bawang putih dan dikukus sekali lagi. Sebelum dikukus sekali lagi, nasi dikasih daun salam dan lengkuas.

Nasi liwet Kedai Solo memerlukan sayur labu. Buah labu diiris panjang, dicampur dengan bumbu bawang merah, bawang putih, lengkuas, daun salam, dan santan.

Jangan lupa mengulek cabe merah bagi yang suka rasa pedas. Cabe merah diulek bersama bawang merah, bawang putih, kemudian ditumis dengan lengkuas serta daun salam. Langkah selanjutnya, masukkan labu, kasih santan secukupnya, dan tunggu sampai mendidih. Taruh gula merah, sedikit garam dan gula putih untuk menambah kesedapannya.

Telur kuning dan putih penambah lauk nasi liwet ternyata cukup sederhana cara pembuatan dan bumbunya. Pisahkan kuning telur dan putih, kukus secara terpisah. Sebelum dikukus, telur yang telah dipisahkan diaduk dengan santan dan garam. Telur kuning campur santan dibentuk di wadah seperti adonan agar-agar supaya dapat dipotong rapi kotak-kotak. Nasi liwet, sayur labu, beserta telur disajikan bersama ayam suwir, ayam potong, tahu dan tempe bacem, serta dua buah cabe kukus. Lengkaplah sudah menu nasi liwet komplet.

Kedai Solo juga menawarkan gudeg Solo, selat Solo (bistik ala Solo), asam ceker ayam, dan garang asam dengan harga beragam. Harga nasi liwet komplet dan gudeg Solo seporsi Rp 18.000 per porsi. Selat Solo seharga Rp 12.500, sedangkan nasi asam ceker ayam dan nasi garang asam seharga Rp 10.000. Tak mahal untuk menu yang lezat itu. [HES/B-8]